Ekspedisi Bibit Meranti bersama Feroz di Batu Kambar

Feroz nama pangggilannya, anak berumur 14 tahun yang amat mencintai tumbuhan. Tinggal di Jakarta yang notabene merupakan area metropolitan dimana sangat sulit untuk menemukan lahan hijau. Ia mengaku sudah menyukai tumbuhan sejak 2 tahun lalu. Pemicu nya sangat sederhana, yaitu karena ia merasakan sebuah sensasi unik yang tidak dapat dijabarkan ketika melihat tanaman berproses dan tumbuh.

05/11/2021, Tim Nalagareng Resources didampingi PJ SEKDA Hulu Sungai Tengah, Muhammad Yanni, melakukan ekspedisi menuju Batu Kambar Nursery dalam misi pencarian anak Meranti untuk dibawa Feroz kembali ke Jakarta. Kami menggunakan mobil bak terbuka, sehingga Tim Nalagareng dapat leluasa mengabadikan moment yang mungkin dalam beberapa tahun kedepan tidak dapat kita saksikan lagi sebagai dampak langsung dari degradasi lingkungan.

Sejak beberapa tahun terakhir Kalimantan Selatan tercatat memiliki 814 lubang milik 157 perusahaan tambang batu bara. Sebagian lubang berstatus aktif, dan sebagian lainnya ditinggalkan menganga tanpa reklamasi. Lebih lanjut, menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono, dari 3,7 juta hektar total luas lahan di Kalimantan selatan, nyaris 50% diantara nya sudah dikuasai perusahaan tambang dan kelapa sawit.

Banjir bandang yang menyapu bersih Kalimantan Selatan pada Januari lalu juga merupakan dampak dari carut marut tata kelola lingkungan ditambah curah hujan yang tinggi. Keadaan ini membuat Tim Nalagareng Resources turut merasa prihatin, terlebih lagi Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kalimantan Selatan yang dipengaruhi oleh Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU), dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL) berada di peringkat terakhir dari lima provinsi yang ada di Kalimantan menjadi fakta yang tidak bisa diabaikan, sehingga kita perlu melakukan berbagai upaya untuk memperbaikinya.

Meranti dengan nama latin Shorea merupakan kayu khas Kalimantan yang kini persediannya mulai berkurang seiring meningkatnya kebutuhan kayu berkualitas dengan nilai ekonomis tinggi dari tahun ke tahun.

Penebangan liar yang pernah marak terjadi dikawasan hutan Meratus menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Nalagareng Resources, karena banyaknya oknum mengharapkan pemenuhan Meranti dari hutan, menyebabkan rusak dan gundulnya hutan Meratus tanpa upaya penanaman kembali, sehingga mengancam eksistensi tanaman Meranti di kawasan hutan Meratus.

Berangkat dari cita-cita sederhana dan keprihatinan terhadap langkanya meranti. Bapak Kosim, seorang petani karet berambisi membangun sentra pembibitan Meranti untuk memngembalikan kejayaan Kalimantan Selatan sebagai penghasil kayu Meranti terbesar.

Budidaya pembibitan Meranti sejak tahun 2003 silam dilakukan dengan pola tanam silang, yaitu Meranti ditanam di sela – sela pohon karet. Budidaya Meranti dengan pola ini dinilai lebih efektif dan efisien baik dari segi perawatan maupun penyediaan lahan. Selain itu, sistem perakaran tanaman Karet yang mengarah pada akar tunjang sangat serasi jika dipasangkan dengan Meranti yang memiliki sistem perakaran serabut. Dengan kombinasi ini menjadikan kedua tanaman tersebut sangat cocok sebagai tanaman reboisasi.

Share this article

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *